Tuhan Maha Bijaksana



Sebuah Penantian
Pertemuan pertamaku berawal ketika aku masih nyantri disalah satu pondok pesantren di daerah kebumen, saat itu aku tak sadar ada santriwati baru... karna aku cenderung apatis dengan lingkungan sekitar apalagi dengan rombongan yang dikatakan “pengurus”.
Ketika itu waktu adzan ashar, seperti biasa kami para santri bergegas menuju masjid, puji pujian yang khas pondok salafpun  mengiringi kami sepanjang jalan menuju masjid, qomatpun berkumandang tanda akan dimulainnya solat, singkatnya, sholat telah selesai,, tak lupa kami pnjatkan wirid rutin dan doa doa untuk keluarga kami yang berada jauh disana .
Para santripun membuat halaqoh setengah lingkaran, untuk halaqoh putri ditutupi dengan satir hijau dengan bentuk yang sama .. abah yai pun seperti biasa memberikan siraman rohani bagi kami mengenai tafsir tafsir dari ayat al qur’an dengan metode hapalan... ya walaupun tak sedikit dari kami pura pura hapal dengan mulut umik umik... hehehe
Seketika dari jendela angin meniup satir penyekat santri putri, alangkah kagetnya aku melihat seorang makhluk yang diciptkan tuhan begitu elok, mukanya yang bersih seolah olah memancarkan cahaya , bisa dikatan memiliki karismatik.... matanya melirik melihatku begitupun aku sebaliknya... entah kenapa hatiku terasa ada yang beda ketika melihatnya... seprtinya pertanda aku ada rasa dengan dia, memang benar cinta bermula dari pnadangan wkwkwk..
Sering kali aku dtunjuk oleh abah yai untuk membimbing untk mengulangi apa yang beliau pernah sampaikan pada hari hari yang lalu, atau Cuma sekedar mengajar kitab safinah, lagi lagi mataku tak bisa berpaling darinya ... ketika tatapanku menghadapnya ia pun membetahkan diri dengan balasan sampai aku tersipu malu..
Hari hari berlalu semakin dekat kontak kami, bahakan kami pernah digosipkan ada hubungan asmara walaupun aku sangat senang dengan gosip itu... tapi aku sering menampakan wajah yang tak terima ktika jadi bahan omongan gosip para santri... waktu itu aku masih MA tingkat akhir,,,
Bulan bulan dimana aku akan hengkang dri pondok, aku chat dia lewat fb kurang lbih intinya untuk jaga diri, jangan pacaran yah, walaupun dia tak tau mksudnya apa...  akhirnya kami berpisah aku kejogja ia tetap berada dikota beriman...
3 tahun kami berpisah hanya menjalin hubungan lewat fb, aku dikagetkan dengan kabar gembira darinya bahwa ia ingin melanjutkan kuliah dijogja.. aku semakin optimis dengan dia... ujian masuk PTN pun berangsung... ketika pengumuman keluar akulah orang yang pertama disibukan mencari namanya dikoran dan diwebsite kampus berharap dia diterima... ratusan halam aku scrol kebawah akhirnya aku menemukan namanya.... senang bercampur kesedihan karna rindu saat itu yang aku rasakan, seakan tuhan menjawab atas segala doaku... 3 tahun lebih beberapa bulan aku selalu menantinya... dipertemukan dikota pelajar ini...
Yang aku lebih kaget lagi ia hapal btul tanggal bulan kapan aku meninggalkan pesantren,, akupun tak mau berlama lama melangkah... aku chat dia untuk bertemu di masjid kampus... subhanallloh senyumnya yang manis tak berubah sedikitpun sekian lama kami menjaga jarak.. aku jelaskan semua maksud dari chat 3 tahun yang lalu ... yang intinya “ aku cinta kamu” maukah kamu menjadi pendampingku...  aku tak mau basa basi karan bagiku menjalin hubungan bukan untuk main main semata... iapun bersedia menerimaku walaup ia menerimaku dengan suara lirih dan dengan bahasa tubuh ...
Memang aku tepaut 3 tahun lebih tua dari dia,, karna tolak ukur cinta bkan masalah terpautnya umur tapi bagaimana kamu mempertanggung jawabkan setiap perkataanmu padanya,  jujur baginya aku sempat menjadi idolanya sewaktu dipesantren,, bukan sombong atau membanggakan diri sewaktu dipesantren bsa dikatakan aku adalah santri kesayangan abah, selalu diajak menderek beliau pengajian bahakan aku dianggap anak sendiri karan kedekatanku dengan anak abah yai...
Kamipun menjalin komitmen bersama untuk saling menjaga hati, menjaga diri untuk lebih serius kedepannya tanpa mengganggu kesibukan dan kewajiban masing masing sebagai musaffir ilmu...



                                    Bersambung.......
Ditulis di Kafe basabasi ,Yogyakarta, 1 Desember 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khas dan dalalahnya

biografi pendiri pondok pesantren nurul ummah kotagede YOGYAKARTA

kaidah amr dan nahi